Cerita ini terjadi ketika guru dan siswa SMPK Ricci II sedang melakukan tugas pelayanan misa di gereja St. Matius Penginjil Bintaro, pada tanggal 22 Agustus 2010...
Kira-kira 10 menit menjelang misa dimulai, umat sudah mulai berdatangan. Sayangnya, sebagian umat sudah mulai menempati bangku-bangjku diluar gereja padahal bangku-bangku didepan altar masih kosong. Biasanya, hal tersebut akan menjadi perhatian beberapa pastor yang memimpin misa. Karena itulah, jika bangku-bangku di depan altar masih kosong, para petugas tata tertib akan menggiring umat yang baru datang untuk menempatinya.
Petugas tata tertib yang sudah dewasa tentu paham betul dengan budaya itu. Namun, dihari itu tentu berbeda. Maklum saja, petugas tata tertib pada saat itu adalah siswa-siswi. Seorang guru memberi instruksi kepada siswa-siswi supaya mulai menggiring umat ke bangku-bangku di depan altar....
Beberapa menit berlalu, tetap tidak ada tindakan dari para petugas tata tertib. Mereka justru saling berpandang-pandangan...tampaknya ingin mengatakan kalau mereka agak segan dengan orang tua. Guru-guru masih berharap supaya mereka punya keberanian untuk melakukan tugas itu...
Setelah sekian lama...tiba-tiba pandangan kami tertuju pada seorang anak. Agak gendut, lugu tapi benar-benar patut dicontoh. Anak itu menggiring umat menuju bangku-bangku depan altar. Tersenyum pada umat sambil melambaikan tangan, kemudian mempersilahkan mereka untuk menempati bangku yang ditunjuknya....luar biasa!
Diantara kakak-kakak kelasnya yang masih segan untuk mengatur umat, anak itu dengan rasa percaya diri melakukan tugas pelayanannya. Tugas yang tidak membutuhkan banyak energi tapi sangat membutuhkan rasa percaya diri....Anak itu bernama Brian Sembada....Mari kita berharap semoga makin banyak anak yang memiliki sikap seperti Brian....selamat ya Bri...